Translater

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kotak Penelusuran

Minggu, 24 November 2019

Serunya "Bengkel Inspirasi" Bersama Kak Rahmad Azazi Rhomantoro.



Selain menjalankan aktivitasnya sebagai seorang dosen di sebuah perguruan tinggi Negeri Samarinda,. Rahmad Azazi Rhumantoro juga tetap menjalankan beberapa hobinya. Salah satunya adalah bermain theater, membaca uisi dan bermain alat musik. Selain beberapa alat musik moderen seperti keyboard, biola dan gitar Azazi juga senang bermain alat musik tradisional Indonesia. yaitu sape'. Sape’ adalah musik petik, mirip gitar dimiliki oleh Suku Dayak  bentuknya berbadan lebar, bertangkai kecil, panjangnya sekitar satu meter, memiliki dua atau 4 senar/tali. Menurtu Kak Azazi   Sape hanya memiliki empat tangga nada.

Kak Azazi Juga menjelaskan bahan yang digunakan untuk membuat  sape’ yang cukup rumit. Kayu yang digunakan adalah jenis kayu keras seperti nangka, belian dan kayu keras lainnya. Semakin keras dan banyak urat daging kayunya, maka suara yang dihasilkannya lebih bagus. Bagian permukaannya diratakan, sementara bagian belakang sape  memiliki ruang panjang, namun tidak tembus kepermukaan. Untuk mencari suara yang bagus maka tingkat tebal tipisnya tepi dan permukannya harus sama, agar suara bisa bergetar merata, sehingga menghasilkan suara yang cukup lama dan nyaring ketika dipetik. Cara memainkannya, berbeda dengan cara memainkan melodi gitar, karena jari-jari tangan hanya pada satu senar yang sama bergeser ke atas dan bawah. 

Anak-anak sangat serius menyimak setiap penjelasan yang kak Azazi sampaikan. setelah menjelaskan kepada anak-anak cara memainkan Sape', Kak Azazi memainkan beberapa lagu menggunakan Sape'. Yang anak-anak suka, mereka juga diberi kesempatan untuk mencoba sendiri alat musik tersebut. ya meski beberapa kayu kecil dekat senar harus diperbaiki dengan mengunakan bantuan lem. 

Hari ini kak Azazi tak hanya mengajarkan cara bermain sape, melainkan juga mengajarkan teknik membaca puisi yang baik dan benar. baik melalui olah rasa, olah vokal dan gesture tubuh. "Membaca pusi harus Percaya Diri, membaca puisi harus siap ditertawakan oleh teman-teman", demikian kak Azazi menjelaskan. pada kesempatan ini juga. anak-anak diberi kesempatan membaca puisi dengan diringi permainan alat musik sape.

Hari ini Kak Azazi tidak sendiri, beliau di temani oleh 4 kawannya yaitu Kak Umi, Kak Khadijah, Kak Lutfi dan Kak Ridho yang tergabung dalam komunitas Tirto Negoro Foundation.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar