Translater

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kotak Penelusuran

Senin, 17 Agustus 2020

Membaca Puisi Dalam Rangka Peringatan Hari Kemerdekaan Ala TBM Iqro

Diera pandemi tak banyak yang bisa kami lakukan selain menjaga jarak, dan mengurangi aktifitas kumpul-kumpul. Ya tahun ini kami tak bisa mengadakan lomba-lomba kemerdekaan seperti tahun-tahun sebelumnya, mulai dari balap karung, memasukkan paku dalam botol, joget balon, berebutan kursi, makan krupuk dan membawa kelereng menggunakan sendok.

Kegiatan yang bisa kami lakukan dalam memperingati hari Kemerdekaan RI ke 75 ini adalah membuat puisi yang bawakan oleh Rachel Kathrina dan Keisya Adeli Putri. Jangan lupa saksikan like dan subscribe ya teman-teman.


#LiterasiAnak
#HUTRIke75
#IndonesiaMaju
#BacaPuisi





Pembaca puisi : Rachel Qathrina 
 
Hari Itu, Bangsaku Bahagia” 
(Karya: Hasti Kusuma Dewi) 
 
Indonesia adalah negara kaya 
Negara penuh budaya 
Negara yang selalu jaya 
Di setiap generasinya 
Namun, ada kisah nyata dibalik itu semua 
Penjajahan dimana-mana 
Perjuangan melawan penjajah durjana 
Dengan semangat juang 45 
 Pertumpahan darah di tanah air 
Saksi bisu perjuangan bangsa 
Dengan satu keinginannya 
Tekad kuat untuk Merdeka! Merdeka, Merdeka, Merdeka!
 Hari Itu Bangsaku Bahagia 17 Agustus 1945
 Indonesia merdeka dari segala sengsara dan lara


  

Pembaca Puisi : Rachel Qathrina
Musik gitar : Ayah Agus Susanto


Bendera Merah Putih 
karya : melda imanuela

Bendera Merah Putih adalah kita.
Bendera Merah Putih adalah wajah bangsa.
Bendera Merah Putih adalah pemersatu.
Berkibarlah Bendera Merah Putih
kokoh selalu ditiang tertinggi.
Berkibarlah Bendera Merah Putih
sebagai pemersatu dengan segala derita.
Berkibarlah Bendera Merah Putih
bukti perjuangan rakyat.





Pembaca Puisi Kesya Adelua Putri

Backsound : https://youtu.be/BrbQhLwl7RUl



Ini Abdiku Merah Putihku
Karya : Rahmanadya Ayasha

Telah 75 tahun Ia ini abdiku
Merah putih ku mengabdi padamu
Tahun ini adalah ke 75 kalinya engkau Berkibar
Menembus angin pagi angin malam dan diterpa embun Fajar
Sejak aku kecil perjuanganmu untuk sampai di atas sana telah diceritakan
Tetes darah dan nyawa dipertaruhkan untuk mengantarkanmu ke atas sana
Asa membimbing kami menuju puncak kejayaan
Asa menunjukkan jalan lurus Agar Kau Berkibar di atas sana
Asa mengingatkan kami untuk merobek diri itu darimu merah putihku
10, 20, atau 30 tahun lagi aku harap kisahmu masih diceritakan
Dan kuharap angin masih setia menerpamu agar merah putih mu Berkibar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar