Translater

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kotak Penelusuran

Jumat, 24 Juni 2022

Testimoni Rudi Rustiadi di dalam Bus menuju Sepaku, Ibu Kota Nusantara

 


Pertama datang ke Samarinda saya langsung ditinggal sama Mas Golagong Penulis .  Sementara saya itu cuma kenal Bu Fitri Susilowati  Pak Taufik Badaruddin  karena mereka pernah ke rumah dunia. Bu Fitri Nyulik Mas Gola Gong, dan Pak Taufik Sama pak Deni, dalam hati saya cuma bisa bertanya. Waah saya sama siapa. Terus ada dua orang menghampiri saya dan mengajak masuk kedalam mobil. 

Di mobil terus tiba-tiba mereka bertanya pada saya Mas kita mau ke mana, saya kemudian balik bertanya Bapak staf dari perpustakaan Kaltim, jawabnya bukan, wah saya jadi tambah bingung. Kalau sepengetahuan saya Pak kita ke TBM dulu TBM Apa itu saya lupa Pak, ya kedua orang itu ternyata adalah Kadis perpustakaan kota Bapak Erham Yusuf  bersama sekretaris beliau Bapak Inui Nurhikmah sekretaris perpustakaan kota Samarinda. Karena memang belum pernah ketemu.

Pertemuan dengan pegiat literasi dan dengan orang-orang yang bergulat di perpustakaan bagi saya Sangatlah luar biasa. Saya kenal dan masuk perpustakaan itu saat masuk SMA. Dan setelah lulus SMA saya baru masuk di perpustakaan kabupaten yaitu perpustakaan Provinsi Banten. Dulu Perpustakaannya belum seperti sekarang ini cuma satu kotak doang dan akhirnya bosan saya baca itu terus nggak ganti-ganti dari tahun ke tahun.

Akhirnya tahun 2014 saya datang ke perpustakaan masyarakat namanya rumah dunia waktu itu cuma mau baca buku aja karena memang ekonomi keluarga susah lah untuk beli buku karena saya tinggalnya di kampung orang tua bukan dari orang yang tergolong literat, di rumah itu enggak ada yang namanya rak diisi buku semua raknya itu diisi piring atau pajangan-pajangan keramik.

Setelah sering ke rumah dunia, kemudian ketika membaca buku disana. Ternyata ada satu program dari rumah dunia namanya kelas menulis rumah dunia, saya ikut belajar selama satu semester belajar jurnalistik, desain grafis, nulis cerpen, nulis essay dan seterusnya saya pikir saya akan biasa saja tidak akan menjadi apapun. Saya belajar terus belajar baca buku mas gong selalu ngasih semangat ngasih ilmunya kepada saya dan saya baru merasakan nikmatnya membaca dan manfaat menulis ketika tahun 2019 artinya 5 tahun berproses saya membaca, proses saya belajar di perpustakaan masyarakat yaitu rumah dunia, pada akhirnya di tahun 2019 saya dianugerahi sebagai Penulis cerpen terbaik tingkat nasional se-indonesia. Waktu itu saya dipanggil ke Taman Ismail Marzuki bersama sastrawan sastrawan besar ada presiden sastrawan ada Taufik Ismail, pokoknya penulis-penulis besar, dan itu adalah penghargaan yang luar biasa dari perjalanan saya datang ke perpustakaan rumah dunia. 

Bapak Ibu saya adalah produk perpustakaan berbasis inklusi sosial dari perpustakaan saya membaca ilmunya saya praktekkan dan saya mengambil manfaat dari perpustakaan itu tahun 2018 saya hampir setiap minggu menulis di koran Alhamdulillah dari uang receh itu saya kuliah S2 dari uang-uang menulis honor cerpen honor lomba Alhamdulillah bisa S2 walaupun pada akhirnya S2 nya nggak selesai.

Kesan-kesan saya di GPMB selama 2 tahun ini banyak orang mengatakan bahwa GPMB itu eksklusif adanya hanya di menara gading yang merupakan pensiunan Kadis pensiunan deputi artinya tidak guyub dengan masyarakat bawah, tapi di Kalimantan Timur saya menyaksikan sendiri GPMB terjun ke masyarakat bawah dan hal ini terbantahkan. Dulu Mas Gola Gong di Probolinggo sempat marah-marah bahwa GPMB itu eksklusif tidak merambah golongan bawah. 

GPMB Provinsi Kalimantan Timur mau terjun ke bawah dan berbagi ke masyarakat hingga ke pelosok-pelosok Kaltim, hal ini bagi saya sangat luar biasa dan merupakan perjalanan melelahkan tapi sangat mengesankan tapi saya sudah terbiasa dengan mas Golagang kalau kegiatan sehari minimal 3 kali pagi sampai dzuhur, dzuhur sampai asar, Magrib dan malamnya dilanjut lagi. Di Lembata Saya pernah sampai jam 01.00 malam ngisi materi bersama Mas golagong pulang ke hotel itu jam 02.00 malam.

Bapak ibu saya mohon maaf jika selama ada di sini mungkin tertangkapnya sombong karena mungkin saya suka diam, karena ada beberapa ibu bapak yang suka ngajak ngobrol ngajak 1 hingga 2 pertanyaan, saya jawab terus kemudian saya tak bisa kembali berinteraksi karena memang saya pendiam memang saya kesulitan untuk berinteraksi dengan orang yang baru dikenal tapi kayaknya sekarang sudah bisa karena Bapak Ibu sangat ramah kepada saya dan saya paling lama biasanya ngomong paling lama 1 menit dan ini adalah yang paling lama saya bisa ngomong. 

Status saya masih sendiri. Saay saya berada di mobil yang berasap, saya lebih banyak mendengarkan pak Taufik dan pak Niko bercanda dan lebih banyak diam. Disini di bis ini   tadinya hanya komunikasi dengan Pak Niko lewat WA, Bu Fitri lewat WA, dari Berau dengan Bu Ariana dengan wa, dan akhirnya di sini saya bisa bertemu langsung. 

Kesan saya dengan ibu-ibu di GPMB sangat luar biasa, di tengah kesibukannya sebagai orang tua, dan sebagai istri, masih bisa menyisihkan waktunya untuk kegiatan-kegiatan yang positif terutama dengan ibu encik meskipun sudah sepuh bisa meluangkan waktunya untuk kegiatan sosial masyarakat.

Terimakasih pernah menjadi bagian di GPMB Provinsi Kalimantan Timur saya berharap ini bukan menjadi kegiatan akhir. Tapi akan ada kegiatan positif berikutnya yang merambah hingga ke masyarakat bawah di pelosok negeri.

Salam Literasi



Video dapat disaksikan pada link : Facebook ini

#GPMBProvinsiKalimantanTimur

#GPMBKaltim

#LibraryTour






Tidak ada komentar:

Posting Komentar