Translater

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kotak Penelusuran

Kamis, 14 November 2024

Bimbingan Teknis (Bimtek) Strategi Pengembangan Perpustakaan Teknologi dan Informasi (SPP-TIK) Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kutai Kartanegara Hari Kedua


Bimtek Hari Kedua, 14 November 2024, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara Bimtek ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para pengelola perpustakaan dalam menghadapi tantangan era digital serta memperkenalkan konsep transformasi perpustakaan berbasis teknologi dan inklusi sosial.

Bimtek SPP-TIK ini dilaksanakan untuk mengembangkan kualitas layanan perpustakaan yang lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, perpustakaan sebagai lembaga publik memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi pusat literasi yang tidak hanya menyediakan akses informasi, tetapi juga sebagai sarana pemberdayaan masyarakat.

Melalui kegiatan ini, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan berharap peserta dapat memahami pentingnya transformasi perpustakaan yang berbasis teknologi dan inklusi sosial. Selain itu, peserta diharapkan dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam merancang program perpustakaan yang dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang terdampak oleh ketimpangan sosial.

Materi I: Strategi Transformasi Perpustakaan oleh Taufik, S.Sos, M.Si

Taufik, S.Sos, M.Si, seorang ahli dalam bidang perpustakaan dan informasi, memberikan materi tentang strategi transformasi perpustakaan dalam menghadapi perubahan zaman. Dalam paparannya, Taufik menjelaskan bahwa transformasi perpustakaan tidak hanya sebatas pada pengadaan buku atau koleksi fisik, tetapi juga mencakup perubahan dalam hal layanan, teknologi yang digunakan, serta pendekatan terhadap masyarakat.

Menurut Taufik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan transformasi perpustakaan:

  1. Penerapan Teknologi
    Di era digital, perpustakaan harus memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan layanan. Salah satu langkah penting yang harus diambil adalah mengintegrasikan sistem informasi perpustakaan yang berbasis digital, seperti katalog online dan layanan peminjaman elektronik. Taufik menekankan pentingnya adaptasi teknologi dalam berbagai aspek pengelolaan perpustakaan.

  2. Peningkatan Sumber Daya Manusia
    Transformasi perpustakaan tidak akan efektif tanpa peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Para pustakawan perlu dilatih dalam penggunaan teknologi baru, serta diberi pemahaman yang lebih luas tentang pengelolaan dan pelayanan perpustakaan yang berbasis masyarakat. Oleh karena itu, Bimtek ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah strategis dalam meningkatkan kompetensi SDM perpustakaan di Kutai Kartanegara.

  3. Perubahan Mindset
    Transformasi perpustakaan juga menuntut perubahan mindset atau pola pikir dari pengelola perpustakaan. Tidak hanya berfokus pada pengadaan koleksi buku, tetapi juga pada penyediaan berbagai jenis informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, termasuk informasi digital, data riset, dan media interaktif.

  4. Kolaborasi dengan Pihak Lain
    Dalam transformasi perpustakaan, penting untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, lembaga pendidikan, sektor swasta, dan komunitas lokal. Kolaborasi ini akan membantu meningkatkan keberagaman layanan dan memperluas dampak positif dari program perpustakaan.

Dengan materi ini, peserta Bimtek diharapkan dapat mulai merencanakan langkah-langkah strategis dalam mengembangkan perpustakaan di daerah masing-masing. Transformasi ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang perubahan dalam hal cara berpikir dan cara bekerja para pengelola perpustakaan.

Materi II: Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial oleh Rachmawati

Hari kedua Bimtek diisi dengan materi dari Rachmawati, yang menyampaikan tentang Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Inklusi sosial adalah salah satu prinsip penting dalam pengembangan perpustakaan, di mana perpustakaan harus mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali. Rachmawati memaparkan tiga topik utama dalam pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial, yaitu:

  1. Pelibatan Masyarakat
    Pelibatan masyarakat menjadi aspek krusial dalam pengembangan perpustakaan. Rachmawati menjelaskan bahwa perpustakaan tidak hanya sebagai tempat untuk mencari informasi, tetapi juga sebagai ruang publik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kegiatan. Oleh karena itu, perpustakaan perlu melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan program-program perpustakaan, seperti pembentukan klub buku, pelatihan keterampilan digital, atau kegiatan literasi lainnya.

  2. Advokasi untuk Keberlanjutan
    Salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan perpustakaan adalah keberlanjutan program. Rachmawati menggarisbawahi pentingnya advokasi untuk menjamin agar program-program perpustakaan dapat terus berlanjut dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Advokasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemerintah tentang pentingnya keberadaan perpustakaan yang modern dan inklusif.

  3. Promosi dan Publikasi
    Agar program perpustakaan dapat dikenal luas dan diterima oleh masyarakat, promosi dan publikasi menjadi hal yang sangat penting. Rachmawati memberikan tips praktis tentang bagaimana membuat promosi perpustakaan yang menarik, seperti menggunakan media sosial, membuat spanduk yang informatif, atau mengadakan acara komunitas yang melibatkan masyarakat lokal. Melalui promosi yang tepat, perpustakaan akan lebih mudah menjangkau audiens yang lebih luas.

Melalui materi ini, peserta Bimtek mendapatkan wawasan baru tentang pentingnya menciptakan program-program perpustakaan yang tidak hanya bermanfaat bagi pengunjung, tetapi juga memberi dampak positif bagi komunitas secara keseluruhan. Masyarakat yang terlibat langsung dalam program perpustakaan akan merasa memiliki dan lebih mendukung kelangsungan kegiatan tersebut.

Penutupan dan Harapan

Pada sesi penutupan, peserta Bimtek diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan berdiskusi mengenai tantangan yang dihadapi dalam mengelola perpustakaan di daerah masing-masing. Diharapkan bahwa kegiatan ini dapat mendorong terwujudnya perpustakaan yang lebih maju, inklusif, dan berbasis teknologi di seluruh wilayah Kutai Kartanegara.

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara berharap bahwa setelah mengikuti Bimtek ini, para peserta dapat mengimplementasikan berbagai strategi yang telah dipelajari dalam pengembangan perpustakaan di wilayah mereka. Dengan demikian, perpustakaan bukan hanya sebagai tempat untuk mencari informasi, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan yang dapat mendukung pembangunan masyarakat yang lebih baik.

Dengan adanya Bimtek ini, diharapkan akan terwujud perubahan signifikan dalam pengelolaan perpustakaan yang berbasis teknologi dan inklusi sosial, yang pada akhirnya akan menciptakan masyarakat yang lebih cerdas, kreatif, dan produktif di era digital.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar