JAKARTA, majalahelipsis.com—Forum Nasional Perkumpulan Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasa Dharma Pustaloka (NJDP) Perpustakaan Nasional menggelar Talkshow Nasional di ruang virtual zoom meeting, Rabu (25/9/ 2024).
Kegiatan bertema “Berbagi Kisah Inspiratif Memajukan Literasi Indonesia” menjadi momen berharga bagi para pegiat literasi, pustakawan, guru-guru, pejabat publik, seniman, penulis, dan masyarakat luas yang menghadirkan Bintang Tamu Seniman Literasi Indonesia Ferry Curtis dengan Narasumber Bupati Kabupaten Maros Dr. H. A. S. Chaidir Syam, S.IP., M.H., Bunda Literasi Kabupaten Lampung Tengah Hj. Mardiana Musa Ahmad, Kepala Desa Inspiratif dari Kabupaten Bungo, Jambi, Ilenny Maryani, Founder Kumpul Dongeng Surabaya, Inge Ariani Saftri, Founder TBM Iqro Lempaka Kaltim, Rachmawati, Ketua GPMB Papua, Zuhfri AR, dan Elsa Sahabuddin dari TBM Palajau Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan.
Kegiatan talkshow diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkuat gerakan literasi di Indonesia, mengingat pentingnya literasi dalam masyarakat yang cerdas dan berdaya saing.
Kegiatan ini dihadiri penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasa Dharma Pustaloka, sebuah penghargaan tertinggi dari Perpustakaan Nasional RI yang diberikan kepada individu atau organisasi yang berjasa dalam pengembangan Perpustakaan dan Literasi.
Kegiatan yang dipandu Bachtiar Adnan Kusuma itu dibuka dengan mengundang Ferry Curtis berbagi kisah tentang proses kreatif menciptakan lagu bernuansa literasi.
Pencipta lagu “Ayo Membaca ke Perpustakaan” mengawali kisahnya menekuni literasi lewat nada dan cipta lagu.
Bagaimana cerita Rachmawati, Founder Taman Bacaan Masyarakat Iqro Lempake?
Rachmawati menceritakan tentang perjalanan TBM-nya yang berhasil meningkatkan minat baca di kalangan anak-anak. Dengan antusiasme yang tinggi, Wati mengatakan bagaimana melalui kegiatan membaca, anak-anak di daerahnya mampu mengembangkan imajinasi dan kreativitas.
Rachmawati menekankan bahwa perpustakaan bukan hanya sekadar tempat buku, tetapi juga sebagai ruang komunitas yang dapat menghubungkan berbagai kalangan.
“Kami bersyukur karena telah melahirkan 10 judul buku dan lima motif batik yang telah memiliki HAKI yang diterbitkan Kemenkumham,” kata Rachmawati yang juga pustakawan.
Lenny Maryani, Kepala Desa Inspiratif dari Kabupaten Bungo Jambi juga turut berbagi kisah. Lenny menceritakan bagaimana gerakan literasi yang dimulai dari desa-desa mampu mengubah wajah pendidikan di wilayahnya. Dengan berbagai program seperti mendekatkan buku pada khalayak menggunakan mobil ambulance, mengadakan pelatihan bagi pengelola perpustakaan, dan kegiatan membaca bersama, Lenny berhasil menggalang semangat masyarakat untuk lebih mencintai buku.
“Literasi adalah kunci untuk membuka berbagai peluang,” cerita Lenny Maryani dengan semangat.
Sementara Inge Ariani Safitri dari Kota Surabaya, Jawa Timur, membagikan pengalamannya dalam mendirikan komunitas literasi yang melibatkan perempuan dan anak-anak.
Ariani Safitri menyoroti pentingnya peran perempuan dalam dunia literasi dan pendidikan. Melalui berbagai kegiatan, perempuan di komunitas yang didirikan Ariani tidak hanya belajar membaca, tetapi juga diberdayakan untuk mengajarkan anak-anak mereka dengan mendongeng dan mendekatkan relawan pada bahasa isyarat agar dongeng bisa menyasar kaum tuli.
“Dengan Festival Dongeng kita bisa mengubah generasi mendatang dari hal kecil untuk menjadi besar,” ungkap Inge Arani Safitri.
Nah, bagaimana dengan Bunda Literasi Kabupaten Lampung Tengah?
Hj. Mardiana Musa Ahmad menceritakan kisah awalnya terlibat di panggung literasi Indonesia. Mula-mula dikukuhkan menjadi Bunda Literasi Kabupaten Lampung Tengah di ibu kota Provinsi Lampung, kemudian ia menggagas dan menggerakkan 1.000 titik TBM berbasis masyarakat dan menggerakkan budaya menulis dari masyarakat dengan berhasil mengumpulkan dan membukukan 25.000 karya tulis.
“Kita harus berani bermimpi dan bergerak bersama untuk mewujudkan agar masyarakat gemar membaca,” kata Penerima Penghargaan Tertinggi NJDP kategori pegiat literasi pada 2023 ini.
Zuhfri AR, S.H., M.H., Ketua GPMB Provinsi Papua dan Elsa Sahabuddin, pendiri TBM Annur Palajau, Kabupaten Jeneponto Sulsel yang juga penyandang disabilitas karena sakit yang dideritanya tak menyurutkan semangat profesi pustakawan dan guru yang dimilikinya.
Meski harus di rumah Elsa Sahabuddin membuktikan bahwa dia tetap bisa berada didekat anak-anak dan mendekatkan mereka dengan dunia Literasi.
Inovasi yang sudah dilakukan dari perpustakaan, pojok baca digital, membuka lapak baca, hingga banyak melakukan kegiatan advokasi sebagai penunjang kegiatan literasi Elsa Sahabuddin mendirikan kedai jualan untuk membiayai TBM yang didirikannya. Elsa Sahabuddin tercatat sebagai penerima NJDP tahun 2024.
Di ujung acara, Ferry Curtis Penyanyi Balada Lagu-lagu literasi yang sering berkumandang disetiap event literasi seluruh Indonesia didaulat mempersembahkan salah satu lagu ciptaannya tentang membaca dan menulis. Bachtiar Adnan Kusuma, menutup kegiatan dengan mengajak semua pihak untuk terus mendukung dan terlibat dalam gerakan literasi.
Kegiatan “Berbagi Kisah Inspiratif” ini berhasil menjadi platform bagi para pegiat literasi untuk saling bertukar pengalaman dan inspirasi. Dengan berbagai cerita yang dibagikan, diharapkan semangat untuk memajukan literasi di Indonesia semakin berkobar, dan setiap individu tergerak untuk berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang gemar membaca.
“Dari berbagai cerita menarik, populis, menantang dan inspiratif, kami bukukan agar bisa menjadi bacaan bagi siapa saja yang menekuni dunia literasi sebagai panggilan hati,” kata Bachtiar Adnan Kusuma dengan semangat. (aan/elipsis)
Editor: Muhammad Subhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar