Dalam kesempatan istimewa ini, Opit Sape mempersembahkan 9 lagu yang terdiri dari 4 lagu tradisional dan 5 lagu modern, sesuai dengan permintaan pihak manajemen Hotel Mercure. Setiap komposisi yang dibawakan memadukan keindahan musik Sape tradisional dengan nuansa kontemporer yang lebih modern. Lagu-lagu tradisional yang dimainkan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya Kalimantan Timur yang kaya, dengan irama yang menenangkan, sementara lagu-lagu modern yang ditampilkan menyentuh aspek inovasi, memberikan warna baru pada alunan musik Sape yang sudah dikenal luas.
TBM Iqro Lempake
.
Kotak Penelusuran
Minggu, 24 November 2024
Tampil Sape Malam Anugerah Destinasi Wisata Unggulan Di Hotel Mercure Samarinda
Kaltim Post, Kolom Kisah, Edisi 26 November 2024
Kepuhunan, Saat Penolakan Menjadi Petaka
Cerpen Karya; Rachmawati
Pagi ini suasana di rumah Nenek Luwing begitu ramai. Warga desa sibuk mempersiapkan berbagai hidangan dan dekorasi untuk sebuah acara adat yang sangat penting. Nenek Luwing, seorang wanita tua yang dihormati karena kebijaksanaannya, sedang duduk di depan rumah panggungnya, menatap anak-anak muda yang sibuk bekerja.
Nenek Luwing adalah seorang penjaga adat yang sangat dihormati oleh warga suku Dayak di desa ini. Kepercayaan dan mitos yang diwariskan turun-temurun tentang kepuhunan, atau tata cara menerima makanan, selalu diajarkan dengan penuh rasa hormat kepada setiap generasi muda. Kepuhunan bukan hanya tentang makan, tetapi tentang menghormati tamu, tentang menjaga keharmonisan antar sesama.
Ayus, seorang pemuda cerdas dan penuh rasa ingin tahu, duduk di sudut rumah Nenek Luwing sambil mengamati kegiatan sekitar. Meskipun ia sangat menyukai kebijaksanaan Nenek Luwing, ia sering kali penasaran dan bertanya-tanya tentang kepercayaan-kepercayaan yang mengatur hidup masyarakat di sekitarnya. Salah satunya adalah tentang kepuhunan. Kenapa menolak makanan yang ditawarkan bisa mendatangkan malapetaka? Ayus sering kali berpikir bahwa ini hanyalah mitos belaka. Namun, ia tahu bahwa di desa ini, adat dan kepercayaan adalah hal yang tak bisa dianggap remeh.....
Baca selengkapnya di..... Dengan klik Kaltim Post
Kegiatan Rutin Kami
Kegiatan di TBM Iqro berjalan dengan lancar, penuh keceriaan, dan tentunya memberikan manfaat positif bagi semua yang terlibat. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak di sekitar kita
Sabtu, 23 November 2024
Tampil.Menari di Acara Pembukaan Pelatihan Instruktur Senam Kebugaran II
Sabtu, 23 November 2024, menjadi momen yang berkesan dalam acara Pembukaan Pelatihan Instruktur Senam Kebugaran II yang diselenggarakan di Gedung Dispora Provinsi Kaltim. Dalam acara yang penuh semangat ini, rangkaian kegiatan dibuka dengan sebuah penampilan yang memukau dari Sanggar Seni TBM Iqro Lempake.
Kelompok penari yang terdiri dari Oendi, Rachel, Dinda, Feli, Dira, dan Zahra, mempresentasikan sebuah tarian Dayak yang berjudul "Begawe Nyapat Taon". Tarian yang sarat dengan makna budaya ini mengisahkan semangat dan kegigihan masyarakat Dayak dalam bekerja dan merayakan hasil panen mereka.
Dengan gerakan yang lincah dan penuh ekspresi, para penari membawa penonton seakan terhanyut dalam suasana kebersamaan dan gotong royong yang kuat dalam tradisi Dayak. Kostum yang mereka kenakan juga sangat mencerminkan keindahan dan keunikan budaya Dayak, dengan warna-warna yang mencolok dan motif yang khas.
Tampil Mengulik Sape Satu Dekadde Etnomusikologi FTB Unmul
Sabtu, 23 November 2024, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman (Unmul) menyelenggarakan acara spesial dalam rangka memperingati satu dekade (10 tahun) perjalanan Program Studi Etnomusikologi FTB Unmul. Kegiatan yang dilaksanakan di ruang utama Fakultas Ilmu Budaya ini mengundang berbagai elemen masyarakat akademik, praktisi seni, dan pecinta musik untuk merayakan keberhasilan dan kontribusi besar dalam pengembangan studi etnomusikologi di Kalimantan.
Dalam acara tersebut, salah satu penampilan yang paling dinantikan adalah penampilan dari Opit Sape, yang tergabung dalam Samarinda Sape Player. Kelompok musik ini menghadirkan keindahan musik Sape, baik tradisional maupun modern, yang semakin mengukuhkan eksistensi alat musik khas Kalimantan ini.
Opit Sape dan Samarinda Sape Player memainkan empat komposisi musik Sape yang memadukan unsur tradisi dan inovasi. Mereka mempersembahkan perpaduan yang memikat antara keanggunan musik Sape tradisional dengan sentuhan modern, menciptakan atmosfer yang penuh harmoni dan memukau. Melalui penampilannya, mereka tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi audiens tentang keanekaragaman musik tradisional Kalimantan serta bagaimana musik Sape mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.